Have an account?

Kamis, 20 Mei 2010

Pricing ESPRIT


Para produsen berkepentingan untuk mengetahui harga penjualan eceran dari produknya, karena sukses marketing produknya tergantung dari harga penawaran kepada konsumen. para produsen yang memeprhatikan harga yang ditawrakan oleh retailer sebelum menetapkan harga jualnya disebut “inverted pricing” kebijakan produsen dalam meentapkan harga bisa dilihat dari prosesnya antara lain :

1. Skiming price, menetapkan harga setinggi-tingginya dengan alasan permintaan bersifat in elastis pada waktu barang dipasarkan dan pasaran ditujukan kepada konsumen highclass. Selain untuk mengembalikan modal yang telah di investasikan dalam waktu singkat serta tidak dikhawatirkan masuknya pesaing baru.

2. Penetrasi price, ini kebailkan dari skiming price yaitu memasang harga yang rendah pada permulaan pemasaran kemudian dinaikan secara bertahap dengan alasan permintaan bersifat elastis, volume produksi yang tinggi sehingga biaya bisa ditekan dan ketakutan ada pesaing yang masuk dalam pasar kita.

3. Competitor price, penetapan harga yang mengikuti harga pesaing.

4. cost of goods, harga menjadi pedoman dalam penetapan harga.bila biaya produksi perusahaan lebih rendah dari biaya prouksi perusahaan lainnya ada beberapa pendapat dalam hal policy

5. harga pokok lebih rendah dari saingan. produsen yang bekerja secara efisien dan efektif akan meperoleh banyak keuntungan karena penghematan.

Harga Whole saler

Para produsen (Esprit) juga bisa menggunakan harga yang biasa dipakai wholesaler seperti :

1. Geographical price quotation, produsen menetapkan harga berbeda sesuai dengan ongkos angkut karena perbedaan geografis.

2. Price adjusted to buyers position, masing-masing golongan pembelian diberi harga yang berbeda, yang penting disini adalah berapa besar perbedaan harganya untk masing-masing pembeli.

3. Discount methodes of quoting prices, biasanya perusahaan mempunyai price policy yang sama tetapi berbeda dalam pemberian discount.

Perbedaan ini disebabkan :

• Trade position discount, diskon yang diberikan kepada toko-toko karena posiisnya ada dalam rantai perdagangan.

• Quantty discount, diskon diberikan karena jumlah pembelian.

• functional discount, diskon diberikan karena si pembeli telah melakukan jasa yang diinginan oleh penjual.

• cash discount, potongan karena pembelian tunai.

• chain discount, ptongan diberikan dalam sautu seri atau rangkaian.

• consistency discount structure and purpose, digunakan dua/lebih discount yang penting
pokoknya asal tercapai tujuan perhitungan diskon yang tepat supaya jangan sampai rugi.

Harga Retailer pada Esprit
1. Margin pricing
2. Price lining
3. Competitor price
4. Discount house
5. Judgement price
6. Customary prices
7. Odd prices
8. Combinatin offers

Variable Penetapan Harga

1. Bayangan Harga : Penjual Diberikan otoritas untuk menukar harga dengan jumlah persentase tertentu.

2. Melelang : Para pembeli potensial mempunyai pilhan menawarkan pada suatu produk dengan bermacam – macam harga.

3. Waktu Riil : semua konsumen dapat memandang perubahan harga segera setelah perubahan harga terjadi seperli Lelang Online.

 Sasaran Penetapan Harga

• Memaksimalkan laba jangka panjang

• Memaksimal laba jangka pendek.

1. Meningkatkan volume penjualan.
2. Meningkatkan penguasaan pasar.
3. Memelihara kepemimpinan harga.
4. Sasaran social, etika atau ideology.
5. Mendapatkan manfaat kompetesi.

Model Penetapan Harga

• Cost – plus pricing : Menyusun harga pada biaya produksi ( ongkos dan biaya tetap )
• Target return pricing : Menyusun harga untuk mencapai ROI ( laba modal )
• Value based : Menetapkan harga berdasarkan nilai.
1. Penetapan Harga Psikologis : suatu teori didalm pemasaran bahwa harga ini memilki dampak psikologis yang mendorong harga lebih besar dari yang diharapkan seperti harga eceran misalnya Rp. 4990, Rp. 19.850. Konsumen biasanya mengabaikan paling sedikit digit.

2. Fair pricing : Mentukan harga wajar bagi konsumen sehingga konsumen tidak merasa ditipu.
Metode-Metode Penetapan Harga Penetapan harga atas barang atau jasa yang efisien sering menjadi masalah yang sulit bagi suatu perusahaan. Meskipun cara atau metode penetapan harga yang dipakai adalah sama bagi perusahaan (didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, laba dan sebagainya), tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat prodiiknya, pasamya, dan tujuan perusahaan. Perusahaan memilih penetapan harga yang menyertakan satu atau lebih dari pertimbangan tersebut.

Kotler mengemukakan enam metode-metode penetapan harga (2002 : 529 - 534), antara lain :
1. Penetapan harga mark-up
2. Penetapan harga berdasarkan pengembalian yang diharapkan
3. Penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan
4. Penetapan harga nilai
5. Penetapan harga sesuai harga berlaku
6. Penetapan harga penawaran tertutup

Metode penentuan harga jual dengan metode Cost Plus Pricing Method (Penetapan harga berdasarkan biaya plus). Dasar penetapan ini adalah menambah tingkat keuntungan (mark up) yang standar pada setiap biaya yang dibebankan pada setiap barang. Pertimbangan menggunakan metode ini adalah minimnya ketidakpastian pada biaya dibanding permintaan. Dengan mendasarkan pada biayanya, penetapan harga jual ini menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu lagi membuata penyesuaian harga terhadap permintaan. Penggunaan metode ini dapat menguntungkan perusahaan dalam memaksimalkan laba. Dengan asumsi bahwa jika seluruh perusahaan dalam suatu jenis industri kerupuk menggunakan prosentase mark up yang sama, maka persaingan harga yang terjadi akan semakin berkurang. Dalam metode tersebut penjual maupun produsen menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan laba yang diharapkan (marjin) pada unit tersebut, sehingga dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Profit Margin = Net Operating Income x 100 %Net Sales x 100 %

Hambatan dalam penetapan harga internasional

Hambatan perusahaan dan sistem informasi

Penetapan harga transfer untuk meminimalkan kewajiban pajak dapat menimbulkan penyimpangan yang tidak diharapkan dan tidak diinginkan. Contoh klasik adalah sebuah perusahaan AS yang besar dengan pusat laba yang terdesentralisasidi, seringkali mempromosikan dan menaikkan gaji yang cukup berarrti untuk devisi swiss dengan alasan prestasi menghasilkan laba luar biasa. Masalahnya perusahaan ini, sistem pengendalian keuangannya belum disesuaikan untuk mengenali bahwa ada pusat laba “bebas pajak” di swiss yang didirikan. Laba mengaling karena harga transfer dari unit produksi rendah, untuk memperoleh pembebasan pajak operasional, sedangkan harga transfer keluar swiss dibuat tinggi. Dalam kasus tersebut, pencatatan rugi laba perusahaan mengalami penyimpangan yang cukup besar dari hasil operasi yang sebenarnya. Jadi, perusahaan harus menyesuaikan sistem pengendalian dan menggunakan criteria yang berbeda untuk mengevaluasi prestasi kerja manajerial ditempat yang hamper tidak mengenakan pajak (tax heavens).

Hambatan bea masuk dan tariff

Tariff bea masuk dan pajak disebuah Negara tidak selalu menciptakan tekanan yang sama pada harga transfer. Misalnya, sebuah Negara dengan bea masuk tinggi dan pajak penghasilan rendah. Bea masuk yang tinggi memberikan insentif untuk mengurangi harga transfer, sedangkan pajak penghasilan yang rendahmemberi tekanan untuk menaikkan harga transfer. Walaupun pertimbangan pajak dan bea masuk penting , banyak perusahaan cenderung mengabaikannya dalam penetapan harga dengan alasan :(1)beberapa perusahaan menganggap penghematan pajak kecil artinya jika dibandingkan penghasilan yang dapat diperoleh. (2)beberapa perusahaan menggangap usaha apapun untuk meminimalkan pajak adalah tidak bermoral. (3)beberpapa perusahaan menginginkan kebijakan penetapan harga yang sedrhana, konsisten, dan langsung, ini juga akan mengurangi masalah jika terjadi penyelidikan pajak.

Pengaturan pemerintah

Beberapa pengaturan pemerintah langsung mempengaruhi penetapan harga pasar disuatu Negara. Pengaturan pemerintah juga dapat terjadi dalam bentuk deposit uang tunai yang harus disetorkan oleh pengimpor. Persyaratan pemerintah lainnya adalah membatasi kondisi yang harus dipenuhi untuk transfer laba ke luar negeri.

Dalam perjalanan usahanya Esprit menghadapi hambatan dalam penetapan harga yaitu :
1. Dilihat dari segi ekonomi disetiap Negara sasaran
Esprit tidak peka terhadap kondisi ekonomi yang ada dinegara sasarannya hal ini menyebabkan adanya keterbatasan esprit dalam mendapatkan konsumen dalam jumlah yang banyak sehingga konsumen yang dapat menjangkau produk Esprit adalah konsumen dari kelas menengah ke atas.

2. Pengaturan pemerintah disetiap Negara sasaran
Dalam hal ini pajak yang diberlakukan pada setiap Negara tentu saja berbeda. Tinggi rendahnya penetapan pajak tersebut tentu saja mempengaruhi kontribusi Esprit terhadap pentapan harga. Semakin tinggi pajak yang ditetapkan disuatu Negara maka semakin sedikit pula kontribusi Esprit yang diperoleh dari penjualan produk tersebut.

Alternative kebijakan penetapan harga global yang disesuaikan oleh Esprit :
1. Kebijakan harga perluasan/etnosentris
Kebijakan harga ini mengharuskan harga semua produk diluar negeri sama, dan importer yang menanggung ongkos kirim dan bea masuk impornya. Pendekatan ini yang paling sedrhana karena tidak memerlukan informasi persaingan atau kondisi pasar.

2. Kebijakan harga adaptasi/polisentris
Kebijakan ini mengizinkan manajer anak perusahaan atau afiliasi menetapkan berapapun harga yang mereka anggap paling cocok untuk situasi yang mereka hadapi. Pendekatan seperti peka terhadap kondisi local, tetapi biasa muncul masalah arbitrase jika perbedaan harga pasal local melampaui biaya transportasi dan bea masuk yang memisahkan pasar itu.

3. Kebijakan harga penemuan baru/geosentris
Kebijakan harga ini tidak menetapkan harga yang sama diseluruh dunia,dan juga tidak juga menyerahkan penetapan harga pada anak perusahaan, tetapi mengambil posisi diantara keduanya dengan selalu mempertimbangkan keunikan setiap domestik.
Dalam menerapkan penetapan harga perusahaan esprit tidak menetapkan harga tunggal melainkan suatu struktur harga yang mencerminkan perbedaan permintaan secara geografis dan biaya, kebutuhan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, dan faktor lainnya

Hal ini sesuai dengan penetapan harga dalam pemasaran global dimana dalam penetapan harga yang dilakukan perusahaan Esprit menggunakan metode standardization yaitu, menetapkan harga yang sama pada setiap Negara (disesuaikan dengan kurs mata uang disetiap Negara sasaran) selain itu perusahaan Esprit menggunakan penetapan harga geografis yang dijadikan dasar perusahaan untuk memutuskan bagaimana menetapkan harga untuk pelanggan diberbagai lokasi dan Negara. Dengan kata lain perusahaan Esprit ini menetapkan harga dengan skimming price strategy yaitu penetapan harga tinggi dimana memang Esprit memiliki keunggulan produk dengan kualitas yang tinggi dan juga citra yang tinggi dimata masyarakat dunia dibandingkan dengan produk lain.

Penetapan harga yang dilakukan perusahaan Esprit tidak tergantung pada kondisi ekonomi di Negara sasaran karena memang konsumen yang menjadi target penjualan Esprit adalah konsumen dengan kelas menengah keatas.

Strategi Penetapan Harga dan Hubungan Harga dengan Nilai

Pembeli menginginkan nilai yang ditawarkan merek sesuai dengan harga yang diberikan. Oleh karena itu terdapat adanya hubungan yang menguntungkan antara harga dan nilai salah satu tujuan perusahaan Esprit. Penetapan harga yang diberlakukan manajemen Esprit terhadap produknya akan mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, kepuasan pelanggan setelah melakukan pembelian, serta loyalitas dari pelanggan yang aware terhadap Esprit yang menyebabkan Esprit masih bertahan di tengah persaingan pasar global.
Meyakinkan pembeli bahwa pakaian tersebut memberikan nilai yang sebanding dengan merk Guess namun harga Esprit lebih rendah dibandingkan dengan Guess. Zara. Merek dipromosikan oleh perusahaan sebagai suatu nilai yang unik sesuai harganya. Dengan kata lain, pihak manajemen memutuskan untuk bersaing atas dasar harga yang relative sama diantara merek merek dimana para pembeli sudah menetapkan nilai yang seimbang. Selain itu sistem distribusi yang dilakukan Esprit yang berupa memasarkan melalui koner-konter di dalam toko toko besar secara eksklusif, menetapkan harga pasaran Esprit yang tinggi.

Harga membantu penentuan posisi produk atau jasa. Reaksi konsumen terhadap alternative harga, biaya produk, harga pesaing, serta faktor hukum dan etika lainnya yang meningkatkan fleksibilitas manajemen dalam menetapkan harga. Strategi memilih peran dalam penentuan posisi, mencakup penentuan posisi produk atau merek yang diinginkan, termasuk nilai margin yang diperlukan untuk memuaskan dan memotivasi para penyalur. Harga mungkin digunakan sebagai komponen strategi pemasaran yang aktif atau melakukan penekanan pemasaran pada komponen bauran pemasaran lain.

Esprit mempergunakan strategi harga skimming tersebut untuk mendapatkan posisi pasar, mencapai kinerja keuangan, mempositioningkan produk Esprit sebagai produk yang eksklusif, mencoba untuk menaikan rangsangan permintaan produk dan juga mempengaruhi persaingan yang terjadi di pasar global yang sama sama memasarkan produk pakaian dan aksesoris yang eksklusif.

Dengan semua strategi penetapan harga yang dilakukan, perusahaan esprit yakin bahwa dengan kualitas produk yang mereka miliki dan juga merek yang sudah mendunia maka esprit dapat diterima dengan baik dipasar global.

Strategi penetapan harga sangat ditentukan oleh keputusan yang diambil oleh manjemen mengenai bauran produk, strategi pembuatan merek, dan mutu produk. Strategi dstribusi juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga akan berhasil didalam gabungan antara strategi periklanan dan armada penjualan strategi penetapan harga juga mempengaruhi keputusan pembauran pemasaran lainnya. Harga seperti halnya komponen pemasaran lainnya, merupakan alat untuk mendapatkan tanggapan pasar.

Produk, distribusi, harga, dan strategi promosi harus terpadu dalam strategi penentuan posisi program. Strategi penetapan harga untuk produk-produk baru dan yang sudah ada adalah:
1. Menentukan tujuan penetapan harga
2. Menganalisis situasi penetapan harga
3. Pemilihan atau perbaikan strategi penetapan harga
4. Penentuan harga khusus dan kebijakan.

Perusahaan-perusahaan menggunakan strategi penetapan harga mereka untuk mencapai satu atau lebih tujuan. Hal ini mencakup antara lain : mendapatkan posisi pasar, mencapai kinerja keuangan, penentuan posisi produk, merangsang permintaan, dan mempengaruhi persaingan.

Analisis terhadap situasi penetapan harga perlu dilakukan untuk mengembangkan suatu strategi penetapan harga terhadap kerja lini produk atau untuk memilih suatu strategi penetapan harga terhadap suatu produk atau merek baru. Penekanan terhadap formulasi strategi adalah beberapa kegiatan penting mencakup analisis terhadap pasar produk, harga, persaingan, dan pertimbangan hukum dan etika. Analisis ini menunjukan luasnya fleksibilitas penetapan harga. Pemilihan suatu strategi penetapan harga mencakup pertimbangan mengenai penentuan posisi dan visibilitas harga.

Strategi harga digolongkan berdasarkan harga perusahaan dikaitkan dengan persaingan dan tingkat keaktifan promosi harga didalam program pemasaran. Dalam banyak industry para pemimpin pasar menetapkan harga yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain di dalam industry yang bersangkutan. Penentuan harga khusus didasarkan pada : pengaruh biaya, persaingan dan permintaan. Pelaksanaan dan pengelolaan strategi penetapan harga mencakup penetapan kebijakan dan strategi penetapan harga, beberapa pertimbangan penetapan harga khusus meliputi harga, penetapan harga, saluran distribusi, penetapan daur hidup produk, dan hubungan antara harga dan mutu.

Sehingga Esprit mempergunakan strategi harga skimming tersebut untuk mendapatkan posisi pasar, mencapai kinerja keuangan, mempositioningkan produk Esprit sebagai produk yang eksklusif, mencoba untuk menaikan rangsangan permintaan produk dan juga mempengaruhi persaingan yang terjadi di pasar global yang yang sama sama memasarkan produk pakaian dan aksesoris yang eksklusif.

0 komentar:

Posting Komentar